Markus, Kurniawan dan Ucok di buru Freddy

Manajer pelatih Persebaya Freddy Muli mulai hari ini akan berburu pemain.

Dia akan bertolak ke Jakarta, kemudian menjelajah Jawa Barat (Jabar). Itu dilakukan untuk mencari pemain-pemain asal Jawa Timur yang memperkuat klub-klub di sana. Dia juga menyatakan akan memantau pemain-pemain yang pernah membela Persebaya di musim sebelumnya.

"Fokus pencarian pemain tidak hanya dilakukan di Surabaya dan Jatim. Kami juga ingin memantau bakat-bakat di Jakarta dan Jabar," ujarnya kemarin (27/2). "Terutama, saya ingin melihat perkembangan pemain-pemain yang pernah memperkuat Persebaya di musim-musim lalu," imbuh mantan pemain Niac Mitra itu.

Konsultan pembentukan PT Persebaya Gede Widiade mengungkapkan, keberangkatan Freddy memang ditugaskan oleh Persebaya. "Banyak pemain yang bisa dipantau di sana. Apalagi, Persikota Tangerang sudah kolaps. Jadi, pemainnya bisa direkrut kalau cocok," jelasnya.

Nah, jika Freddy ingin mencari mantan punggawa Persebaya yang tersebar di Jakarta dan Jabar, sejumlah nama layak disebut. Antara lain, Nova Arianto yang musim lalu memperkuat Persib Bandung, Agustiar "Ucok" Batubara yang merumput di Pelita Jaya Purwakarta, dan Kurniawan Dwi Yulianto yang membela Persitara Jakarta Utara.

Tapi, sepertinya, mendapatkan mereka cukup berat. Nova yang pernah ditangani Frddy Muli pada Divisi I 2006, tampaknya, akan dipertahankan Persib. Begitu juga Ucok. Dalam latihan bersama Gresik United (GU) 11 Februari lalu, dia mengatakan masih berharap kembali memperkuat Pelita Jaya. "Saya di GU hanya cari keringat, daripada menganggur di rumah. Saya sekarang sedang menunggu telepon dari Pelita Jaya. Terus terang saja, saya masih ingin membela Pelita," kata Ucok.

Sementara itu, sejumlah pemain yang memperkuat Persebaya musim lalu sudah dihubungi Freddy. Pria yang mengantarkan PSMS Medan menjadi finalis Liga Djarum Indonesia XIII itu menyatakan, para pemain yang dihubunginya bersedia memperkuat Persebaya lagi. "Saya sudah mengontak pemain-pemain lama Persebaya. Dan, mereka sudah oke," paparnya. "Tapi, kelanjutannya masih menunggu kepastian dana yang diberikan Persebaya untuk merekrut pemain," imbuhnya.

Mat Halil yang disebut-sebut akan dipertahankan menegaskan, dirinya akan mengutamakan Persebaya. "Kalau memang diminta dan harganya cocok, sebagai warga Surabaya, saya pasti mau memperkuat Persebaya," ungkapnya.

Halil menyatakan, saat ini dirinya sedang menunggu kepastian dari Persebaya. Selama menanti itu, dia menyatakan sudah dikontak oleh beberapa klub yang tertarik menggunakan tenaganya. "Beberapa klub di Jatim menghubungi saya, tapi saya nggak mengambil sikap apa-apa," bebernya. Dia mengutarakan akan menunggu sampai akhir Maret. Jika sampai tenggat waktu tersebut tak ada kejelasan dari Persebaya, dia akan berkelana mencari tim lain.

Mengenai mantan pemain asuhannya di PSMS, Freddy tak mau memberikan petunjuk. Dia menunggu sampai ada kejelasan dari Persebaya tentang pembentukan tim. Salah seorang pemain yang disebut-sebut bakal ditarik ke Persebaya adalah kiper utama PSMS Markus Horison
Read More...

9 Pemain Lawas Persebaya Siap Bergabung

Surabaya - Kerangka tim Persebaya baru bisa akan dilihat pada pertengahan bulan Maret mendatang saat tim Bajul Ijo ini telah menggelar sesi latihan perdana untuk menyongsong musim kompetisi 2008.


Namun, mengenai hal ini beberapa pemain lawas Persebaya ternyata telah mengaku siap kembali bergabung. Hal ini seperti yang diungkapkan Pelatih sekaligus Manajer tim Persebaya, Freddy Muli kepada wartawan bahwa 9 pemain lawas Persebaya yang diharapkan bisa kembali bergabung telah menyatakan siap.

"Saya sudah kontak mereka dan ternyata siap untuk bergabung dalam latihan yang akan kita gelar pertengahan Maret nanti," terang Freddy Muli saat dihubungi wartawan, Rabu (27/2/2008).

Ketika disinggung siapa saja kesembilan pemain tersebut, Freddy mengaku di antaranya adalah pemain senior seperti Bejo Sugiantoro, Anang Ma'ruf, Mat Halil serta beberapa pemain muda yaitu Arif Ariyanto, Lucky Wahyu, Nurcholis, Ekki Sabilillah dan Nugroho Mardiyanto.

Namun ditegaskan Freddy Muli, kesiapan pemain tersebut hanya sekadar untuk mengikuti latihan yang digelar Persebaya. Pasalnya, mengenai kontrak pemain, pihaknya masih akan membicarakan secara langsung dengan general manajer yang untuk sementara masih dikendalikan Ketua Umum Arif Afandi.

Sementara ditanya perkembangan tentang perburuannya terhadap pemain luar, Freddy sekali lagi masih belum mampu berbicara secara blak-blakan. Termasuk ketika disinggung kabar beberapa mantan pemainnya di PSMS Medan seperti kiper Markus Horison, Supardi, Legimin Raharjo. Bahkan Nova Arianto yang pada musim 2007 memperkuat Persib Bandung kabarnya juga ingin kembali lagi memperkuat Persebaya
Read More...

Rakercab Persebaya di percepat

Desakan Ketua Pengda PSSI Jatim, Haruna Soemitro agar Persebaya segera menggelar Rapat Kerja Cabang (Rakercab), mendapat respon positif dari Ketua Umum Arif Afandi.

Saat dihubungi wartawan, Rabu (27/2/2008), Arif mengaku siap untuk menggelar Rakercab yang dipercepat. "Untuk Rakercab dipercepat, kita sudah siapkan agenda," kata Arif Afandi.

Seperti diberitakan Selasa kemarin, Haruna Soemitro sempat mengungkapkan kekhawatirannya dengan segala ketentuan yang akan terjadi bila Persebaya nanti benar akan menjadi sebuah klub yang bertransformasi menjadi badan hukum Perseroan Terbatas (PT).

Oleh sebab itu, Haruna mendesak agar Persebaya dengan segera menggelar Rakercab tanpa menunggu usai digelarnya Rakernas maupun Rakerda.

Sebab, dalam Rakercab tersebut, menurut Haruna, nanti bisa digunakan untuk menuntaskan kepastian dalam pembentukan PT Persebaya, seperti berapa besar shareholder terhadap klub-klub anggota internal Pengcab PSSI Surabaya. Termasuk dengan atas nama siapa.

Apalagi, kondisi Persebaya saat ini bisa dibilang adalah masa-masa transisi yang sangat rentan terjadinya polemik di kemudian hari. Sementara itu, saat disinggung kapan agenda Rakercab yang sudah disiapkan, Arif Afandi mengaku masih belum bisa menentukan.

Sebab, kepastian pihak investor Persebaya sendiri untuk segera bergabung baru akan diputuskan pada pertengahan bulan Maret mendatang, tepatnya tanggal 15 Maret
Read More...

Rancang Pasukan Buru Sergap ala Niac Mitra

Green Force 2008 yang diinginkan manager coach Freddy Muli adalah tim yang mirip Niac Mitra di masa jayanya dulu. Pemainnya cerdas dan bermobilitas tinggi 2 x 45 menit


SABTU petang 23 Februari, Freddy Muli tiba di rumahnya, Jalan Yos Sudarso VI/8-A, Sidoarjo. Mobil Honda Jazz abu-abu muda baru saja diparkir di halaman rumahnya yang berpagar tinggi. Senyumnya merekah ketika kami nongol di pintu masuk pagarnya. Dia baru saja datang dari markas Persebaya.

"Apa kabar, Mbah (Kakek, Red)?" sapanya ramah. Dia suka menyapa kami dengan panggilan Mbah.

"Selamat ya, balik kandang lagi di Surabaya," jawab kami.

Kami berdua lantas duduk santai di bangku panjang di teras rumahnya. Dua cangkir kopi menemani plus rokok merek yang sama, produksi Kota Kediri. Di situlah kami berdiskusi kecil tentang Green Force 2008 yang arek-arek inginkan.

Yang pasti, Green Force 2008 harus lebih baik dibanding Green Force 2006 yang berhasil dia antarkan ke takhta juara Divisi Satu. "Saya menginginkan Green Force 2008 bisa seperti Niac Mitra yang menjuarai Galatama 1980, 1981, dan 1987," tuturnya. Selain cerdas, para pemainnya harus memiliki speed, power, dan mobilitas tinggi sepanjang 2 x 45 menit. "Sebagus apa pun skill individu pemain, tak ada artinya bila tak memiliki ketiga elemen itu."

Itulah salah satu kunci suksesnya bersama PSMS Medan mengempaskan tim favorit Persipura Jayapura dan menembus final Divisi Utama 2007. "Doakan saya bisa melakukan yang lebih baik untuk Green Force 2008," pintanya. Dia ingin mendesain tim buru sergap berpola 4-4-2 yang tak membiarkan lawannya berlama-lama menguasai bola, dan tak membiarkan tim lawan mengembangkan permainan. Fisik prima, stamina prima, daya tahan, dan endurance tinggi sangat diperlukan bagi semua pemain.

* * *

Apa tanggapannya terhadap kecemasan para pemain muda yang merasa terancam bakal dibangkucadangkan bila dia jadi pelatihnya? "Ah, janganlah cemas berlebihan. Buktinya di PSMS saya mengorbitkan young gun Andika Putra," ujarnya.

Komposisi pemain yang dia inginkan, 60 persen pemain senior + 40 persen pemain muda. "Kayaknya saya perlu mempertahankan Lucky Wahyu, Arif Arianto, dan beberapa pemain muda lain. Yang pasti, saya akan memprioritaskan pemain yang ada dulu," jelasnya.

Freddy punya cara tersendiri untuk mematangkan pemain muda. Dia lebih suka menggarap secara bertahap agar matang luar-dalam (skill dan mental). Dia menghindari model karbitan yang menghasilkan pemain muda yang mungkin skill oke, tapi mental belum siap. Gampang puas diri, angkuh, dan mudah tergoda kehidupan malam karena punya uang banyak.

Soal perburuan pemain, mantan stopper Perkesa 78 Sidoarjo dan Niac Mitra Surabaya itu menunggu tersedianya dana segar. Sudah punya pemain incaran? "Tunggu dulu. Peluru (dana, Red) ada, baru saya katakan," elaknya.

Yang jelas, Persebaya menghadapi dua kemungkinan. Bila tertolong oleh aturan FIFA, mereka akan menikmati kompetisi Superliga edisi perdana. Tapi jika tidak, mau nggak mau harus melata di level Divisi Utama. Apa pun yang terjadi, Freddy mengemban misi utama, mengembalikan kepercayaan dan kebanggaan arek-arek Suroboyo terhadap Persebaya. Tugas menantang inilah yang menyebabkan dia rela mengabaikan tawaran kontrak PSM dan Persija yang jauh lebih tinggi. Selain itu, dia ingin dekat dengan istri dan anaknya di Sidoarjo.

Kalau Divisi Utama, persiapannya lumayan mepet. Diperkirakan Mei mendatang mulai diputar. Tapi, kalau Superliga, masa pembentukan dan persiapan tim lumayan longgar. Dia pun masih sempat mengikuti kursus pelatih A-Lisence AFC selama sebulan. Sebab, Superliga 2008 dimulai Juli.

* * *

Dia lantas bercerita tentang suka duka bersama PSMS. Bagaimana sedihnya para pemain PSMS yang nggak menerima gaji tiga bulan di pertengahan kompetisi. Bagaimana prihatinnya menerima bonus kemenangan yang kecil.

Bonus terbesar untuk seluruh personel tim hanya Rp 150 juta, ketika PSMS menumbangkan Persipura di semifinal. Itu gara-gara PSMS tak punya dana lagi setelah petingginya terjerat kasus korupsi.

Dalam situasi semuram itu, dia harus rajin memotivasi para pemain. "Memang, sekarang kita sengsara. Tapi, bila kalian semua berhasil membuktikan kejayaan Medan di babak Delapan Besar, masa depan kalian akan lebih baik. Harga jual kalian akan tinggi," kisahnya tentang cara memotivasi Mahyadi Panggabean dkk.

Bukan hanya itu. Dia juga memoles tiap pemain. Misalnya, kiper Markus Horison yang lemah dengan bola-bola bawah. Dia sendiri yang men-drill Markus dengan berbagai macam tendangan satu jam nonstop dalam seminggu. Hasilnya, Markus tampil luar biasa.

Bahwa di final PSMS kalah 1-3 dari Sriwijaya FC di perpanjangan waktu, itu karena timnya bermain 10 orang. Yang penting, dalam 2 x 45 menit PSMS bisa menahan seri 1-1, dan membuat kubu Sriwijaya berdebar-debar. Versi bursa taruhan, laga 2 x 45 menit itulah yang dihitung.

Dalam kondisi tim seprihatin itu, dia sangat bahagia bisa mengantarkan PSMS ke final menghadapi Sriwijaya FC yang serbawah. Kini, bersama Green Force 2008, dia berharap kondisi yang lebih baik dan kondusif. Jabatan manager coach yang diembannya adalah tantangan lain yang menarik. Semoga sukses, kawan lamaku. Amin
Read More...

Green Force 2008

TAHUN 2008 adalah tahun kebangkitan kembali. Arek-arek Suroboyo bersatulah! Bangun kembali pamor, kehormatan, martabat, dan kejayaan!

Konflik internal pengurus adalah dinamika dan romantika kehidupan Green Force -julukan Persebaya. Hikmahnya amat besar bagi kita semua
Kini, marilah kita bersama-sama fokus pada perjuangan besar memperoleh dana besar demi kelangsungan hidup Persebaya. Cak Arif Afandi, Ketum Persebaya, telah berikrar siap berjuang total untuk menjadikan Persebaya sebagai klub mandiri. Artinya, tak bergantung lagi pada APBD.

Bahkan, dia rela melepas kedudukan sebagai ketua umum Persebaya agar bisa konsentrasi penuh membangun PT Persebaya. Dia hanya akan menjadi general manager PT Persebaya. Namun, klub-klub meminta dia tetap menjadi Ketum dan sangat mendukung pembentukan PT.

Komitmen seperti itu sangat penting. Kami jadi teringat kepada Pak Bos - sapaan akrab Chairman Jawa Pos Group Dahlan Iskan- ketika masih muda dulu. Pada 1982, ketika dia mulai memimpin Jawa Pos, betapa hebat semangat, tekad, dan komitmen Pak Bos untuk menjadikan koran daerah ini sebagai "matahari" baru dalam jagat surat kabar harian Indonesia. Waktu itu, matahari koran Indonesia adalah koran Jakarta. Koran-koran di daerah diibaratkan hanya sebagai planet dan satelit. Yakni, kaum pinggiran yang kecil.

Tiras Jawa Pos saat itu masih 6.500 eksemplar per hari. Yang pasti, kini Jawa Pos benar-benar telah menjadi "matahari" di Indonesia. "Di timur, matahari telah bersinar. Bangun dan berdiri kita semua!"

Cak Arif pun kini mengikrarkan tekad kuat membangun PT Persebaya. "Kebahagiaan saya adalah berhasil mengantarkan Persebaya menjadi klub mandiri di sisa masa jabatan sebagai Ketum," kata Cak Arif dengan sinar mata menyala-nyala. Semoga berhasil.

Persoalan urgen yang menjadi pertanyaan klub-klub anggota Persebaya dan seluruh suporter, sudahkah Cak Arif berhasil menggaet investor? Kalau sudah, besarkah dana segar yang segera bisa dicairkan untuk membangun tim Green Force 2008? Cukupkah?

Persebaya tak boleh ketinggalan kereta lagi dalam persiapan tim. Sebab, tim-tim lainnya sudah start.
* * *
Alhamdulillah, pengurus telah mengontrak manager coach Freddy Muli. Tak ada suara penolakan sama sekali ketika nama Freddy diumumkan. Sangat berbeda ketika nama Suhatman Imam diumumkan jadi pelatih Persebaya. Kritik tajam dan keras datang bertubi-tubi. Persebaya pun akhirnya memang terpuruk di papan bawah. Kalah dengan Persijap Jepara, Persela Lamongan, Persiter Ternate. Menyedihkan.

Kita berharap, akhir Februari ini Cak Arif mengumumkan siapa investornya dan tersedia dana segar yang cukup untuk merekrut pemain-pemain berkualitas. Semoga.

Kembali pada pembentukan PT Persebaya, kita tentu berharap sang investor adalah konglomerat. Sebagai brand (merek), berapa nilai atau harga Persebaya di mata investor? Itulah yang kita tunggu-tunggu. Klub-klub internal Persebaya dan pemkot akan mendapatkan saham goodwill. Semuanya akan disediakan (disetorkan) oleh investor. Namun, belum ditetapkan berapa persen saham untuk 30 klub/yayasan anggota Persebaya dan pemkot.

Dalam diskusi kami dengan Cak Arif pada Sabtu pagi lalu, insya Allah nilai saham rata-rata per klub cukup signifikan. Tentu berbeda nilai saham klub kelas utama, kelas satu, dan kelas dua.

Bila telah menjadi PT, perekrutan pemain asal klub/yayasan pemegang saham berstatus jual beli. Nilainya tentu lebih besar daripada sekadar uang pembinaan. Dengan begitu, pemain tersebut akan menjadi milik tim Persebaya. Klub asal akan mendapatkan fee bila kelak pemain itu ditransfer oleh Arema atau Persija, misalnya. Bila Persebaya memperpanjang kontrak pemain tersebut, klub asal juga mendapatkan fee.

Karena itu, kontrak tiap pemain yang performanya cemerlang akan diperpanjang di pertengahan putaran kedua kompetisi 2008. Tentu, nilai kontraknya akan membesar. So, bila ada klub lain merekrut pemain tersebut di akhir putaran kedua, mereka harus bayar uang transfer kepada Persebaya. Sebab, status pemain itu masih terikat kontrak alias not free transfer. Selanjutnya, PT Persebaya akan memberikan fee kepada klub asal.

Diperkirakan, detail pengaturan fee, pembagian dividen, dan sebagainya bakal menjadi perdebatan seru. Itulah bagian yang mungkin memerlukan waktu panjang untuk menemukan titik kesepakatan. Titik krusialnya, antara lain, berkaitan dengan parameter apa yang digunakan untuk menentukan nilai dividen dari setiap klub? Apakah klub yang andil mengorbitkan pemainnya masuk tim Persebaya bakal memperoleh dividen lebih besar? Makin banyak pemainnya masuk Persebaya, makin besar pula dividennya? Dengan begitu, klub yang produktif punya dana cukup untuk melakukan talent scouting ke segala penjuru.

Kita tunggu saja bagaimana rumusannya kelak. Itulah bagian dari kehidupan klub profesional yang sebenarnya. Maka, seluruh komponen akan bekerja keras menggalang uang. Klub-klub berlomba "menciptakan" pemain berkelas. Konsekuensinya, klub-klub harus memiliki pelatih yang pintar mencetak pemain.

Para pemain lokal dan asing juga terpacu meningkatkan performa agar kelangsungan hidupnya lebih terjamin. Manager coach juga akan all out mengantarkan tim ke posisi puncak. Berjaya di putaran satu dapat bonus khusus, apalagi berjaya di akhir kompetisi.

Tapi, bisakah rencana apik tersebut terlaksana? Kita tidak bisa berandai-andai. Semuanya bergantung dari tekad kuat, kecerdasan, konsistensi, dan ketulusan segenap komponen.

Rawe-rawe rantas, malang-malang putung! Sukses PT adalah sukses Green Force. Kami bukan pengusaha top, bukan direktur, apalagi komisaris. Kami, rakyat Persebaya, hanya punya keyakinan bahwa Persebaya bisa melewati perubahan radikal tersebut dengan baik. Semoga Allah melimpahkan kemudahan dan rahmat kepada Persebaya dan para pendukungnya. Amin
Read More...

Anak Perusahaan Medco Akan Kelola Persebaya


Surabaya - Keputusan Persebaya menjadi PT oleh pihak investor akan ditentukan 15 Maret 2008 nanti setelah Gede Widade dan Arif Affandi menemui pihak investor.


Seperti yang diungkapkan Gede Widiade kepada beritajatim.com, Selasa (26/2/2008), saat ini pihak investor meminta waktu dua minggu untuk mengecek kebenaran semua kepemilikan Persebaya mulai dari pemain dan lapangan termasuk semua kebutuhan yang akan diajukan oleh Persebaya.

"Saat ini Pak Arif membentuk tim untuk mencatat semua kebutuhan Persebaya yang akan diajukan kepada pihak investor tersebut. Dan paling lambat, keputusan final tanggal 15 Maret akan sudah bisa didapat," kata Gede Widiade.

Ketika disinggung calon investor tersebut adalah PT. Medco, Gede tidak menyangkal. Namun, lanjut Gede, PT. Medco adalah perusahaan besar yang memiliki lebih dari 10 anak perusahaan. Itu artinya, sebagai penyandang dana Persebaya kedepan kemungkinan besar adalah anak perusahaannya tersebut.

"PT Medco kan punya lebih dari 10 perusahaaan, dan mengenai siapa yang ditunjuk sebagai investor tersebut, mereka akan melihat kaitannya dengan Jatim," kata Gede.

Sementara terkait pertemuannya dengan Bambang DH, Gede mengatakan Pemkot Surabaya juga sangat mendukung langkah yang dilakukan Persebaya untuk lepas dari dana APBD Surabaya
Read More...

Thaksin Shinawatra Versi Surabaya


Surabaya - Hampir setahun yang lalu, publik Asia sempat dikejutkan nama mantan PM Thailand, Thaksin Shinawatra yang membeli sebagian besar saham Manchester City di Premiere League, Inggris.

Tapi kini, sebentar lagi publik Surabaya bakal dibuat serupa dengan munculnya nama Arifin Panigoro, pemilik perusahaan minyak dan gas alam, PT Medco Energi Internasional, Tbk.

Maklum, dalam perjalanan Persebaya yang akan bertransformasi menjadi satu-satunya klub profesional berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) seperti yang ditentukan Badan Liga Indonesia (BLI). Dikabarkan PT Medco Energi Internasional, Tbk siap menjadi penopang dana Persebaya pada musim mendatang.

Hanya saja siapa Arifin Panigoro tersebut, sebagian warga kota Surabaya kebanyakan masih belum tahu. Padahal, nama Arifin Panigoro sendiri adalah bukan orang baru dalam dunia sepakbola nasional.

Bahkan, gonjang-ganjing Ketua Umum PSSI Nurdin Halid yang dituntut mundur oleh FIFA, nama Arifin Panigoro pun telah disiapkan sebagai penggantinya, bersaing dengan Nirwan Bakrie dan Sutiyoso.

Komitmen Arifin Panigoro untuk memajukan sepabola nasional juga kerap terlihat dalam beberapa kejuaraan kelompok umur. Buktinya, PT. Medco mampu menjadi sponsor tunggal saat digelarnya kompetisi kelompok umur usia 15 tahun (KU-15) sampai KU-18 pada tahun 2006 hingga 2007 lalu yaitu Liga Medco.

Nah, sebagai klub besar, sudah seharusnya bila Persebaya ditukangi orang-orang seperti Arifin Panigoro tersebut. Sebab, ditangan Arifin Panigoro, tidak akan ada kata anggaran menipis bagi Persebaya.

Sebab kabarnya, penghasilan PT. Medco sendiri secara keseluruhan mencapai sekitar Rp 165 miliar perhari. Memang, untuk bisa mendongkrak prestasi tim, semua berpulang kembali kepada pengelolaan manajemen dan strategi pasar yang benar.

Kecuali bila struktur manajemen tim Bajul Ijo itu, ditangani oleh orang-orang yang tidak kompeten dibidangnya. Sebab nantinya, bukannya terdongkrak prestasinya, tapi malah bisa-bisa terjun bebas ke jurang kehancuran
Read More...